Produk
peternakan di era perdagangan bebas dapat membuka peluang peningkatan usaha di bidang
peternakan, baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Namun di sisi lain,
persaingan yang dihadapi juga akan semakin berat.
Oleh
karena itu, dalam upaya memenangkan persaingan perlu adanya peningkatan daya
saing melalui peningkatan mutu, produktivitas, dan efisiensi usaha dengan memperhatikan
aspek keamanan pangan dan pelestarian lingkungan hidup.
Berdasarkan
pengamatan di lapangan, keberhasilan usaha dibidang budidaya
pembesaran
itik
pedaging jantan sangat dipengaruhi oleh pengalaman usaha
yang
dimiliki pengusaha dalam menjalankan usaha sejenis.
Pembesaran
itik pedaging jantan, sarana produksinya terutama bibit/DOD tergantung pada perusahaan pembibitan, sementara pakan berupa bekatul masih tergantung pada masa musim panen dan juga pakan konsentrat masih tergantung pada jenis
pakan yang digunakan ayam broiler, jika musim panen berhasil artinya tidak terjadi
puso atau gagal panen, maka kebutuhan bahan pakan banyak melimpah.
Selain
itu jika musim hujan dan musim kemarau
juga berpengaruh terhadap usaha
penetasan.
Jika pada musim hujan maka bibit/DOD yang dihasilkan oleh usaha
penetasan
adalah betina, dan jika musim kemarau maka bibit/DOD yang dihasilkan
kebanyakan
jantan.
Persaingan
dari kalangan internal sesama pembudidaya bebek pedaging belum signifikan atau
skalanya masih kecil. Persaingan dalam
pemasaran bebek pedaging, sebagian besar disebabkan karena adanya pasokan
besar ke pasar unggas dari peternakan ayam broiler yang harganya relatif lebih
murah dibanding bebek pedaging. Disamping harga daging ayam broiler lebih murah, sebagian besar
masyarakat
juga belum terbiasa makan daging bebek, karena baunya amis.
Aspek
Pemasaran
Terdapat
dua bentuk penjualan bebek pedaging, yaitu diperhitungkan berdasarkan harga per
ekor dan diperhitungkan berdasarkan harga per kg. Perhitungan transaksi
berdasarkan harga per ekor telah banyak dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
Dalam
pola penjualan per ekor harga relatif tergantung pada ukuran besarnya bebek,
dan kadang kala terdapat pertimbangan yang tidak prinsip misalnya karena
terdapat jenis bulu yang masih muda pada bagian tertentu, padahal ukurannya
cukup memenuhi syarat bebek dewasa.
Perhitungan
harga per ekor dirasakan tidak praktis dan dapat menyebabkan kekeliruan untuk
usaha budidaya bebek dengan skala lebih besar (skala menengah).
Alternatif
lain perhitungan harga yaitu dengan mengacu pada bobot bebek dalam kilogram,
dimana perhitungan harga dengan bobot ini dirasakan akan lebih fair.
Harga
bebek berdasarkan satuan ekor berkisar antara Rp 18.000 – 25.000
per ekor,
sedangkan penetapan harga berdasarkan bobot, yaitu Rp 15.000 per kg, dimana
bobot rata-rata bebek per ekor berumur 2,5 – 3 bulan adalah 1,4 kg.
Jalur
Pemasaran
Jalur
pemasaran bebek pedaging saat ini terdapat dua bentuk, yaitu:
1.
Peternak menjual bebek pada pengepul,
kemudian pengepul menjual bebek tersebut dipasar unggas atau ke pemakai
langsung seperti ke restoran-restoran. Jalur pemasaran bebek pola ini, dilakukan
oleh pengepul yang mendatangi langsung para peternak bebek.
2.
Peternak skala mikro dan kecil
telah tergabung dalam suatu kemitraan dengan pengusaha yang lebih besar (skala
menengah). Pada jalur pemasaran pola ini peternak dapat mengantar bebeknya
sendiri yang akan dijual atau Bandar pembeli menghubungi para peternak. Pada
jalur pemasaran ini terdapat jaminan keakuratan ukuran bobot dan relatif tidak
ada kecurangan.
Jika
dibuatkan gambar bagan maka akan terlihat pola pemasaran seperti berikut ini:
Komoditas Budidaya Bebek
Pedaging
Kendala Pemasaran
a. Kendala pemasaran bebek pedaging yang dialami oleh para peternak adalah
belum adanya lembaga yang mengatur keseimbangan harga bebek, sehingga peternak
dan konsumen tidak dirugikan.
b. Belum adanya pusat informasi harga bebek pedaging yang dapat
diakses oleh para peternak melalui jaringan telekomunikasi seluler
Beberapa kendala yang
terdapat dalam bisnis budidaya ternak itik pedaging diantaranya:
1. Pemenuhan
bibit atau DOD yang sangat tergantung pada perusahaan pembibitan.
2. Pakan
dari jenis bekatul yang tergantung pada musim panen, yang berakibat buruk pada
pasokan pakan ternak apabila terjadi gagal panen atau puso.
3. Pakan
konsentrat yang masih memakai pakan konsentrat dari pakan ayam boiler.
4. Persaingan
harga dengan ayam boiler yang lebih murah dan sebagian masyarakat masih belum
terbiasa makan daging itik dikarenakan ciri khas daging itik yang masih
meninggalkan bau amis.
5. Pada
pemasaran belum ada lembaga yang mengatur kesimbangan harga dan belum adanya
pusat informasi harga bebek pedaging yang dapat di akses melalui jaringan
telekomunikasi seluler.
Dari kendala-kendala
yang disebutkan di atas tentunya sebagai pebisnis harus dapat menyiapkan solusi
dalam mengatasi kendala tersebut, sebuah solusi yang selain memecahkan masalah
itu juga pada akhirnya akan memberikan potensi ke arah pengembangan bisnis dan
bahkan menjadikan sebuah bisnis baru.
Setiap masalah yang
timbul atau diperhadapkan adalah sebuah peluang yang dapat kita ciptakan
sebagai usaha baru yang memberikan pendapatan dan hasil bagi bisnis itu
sendiri.
Salah
satunya
dalam pemenuhan bibit atau DOD kenapa tidak kita menyediakan bibit sendiri
dengan jalan menyiapkan dua atau tiga buah kandang khusus pembibitan. Dimana
perbandingan populasi antara pejantan dan betina disesuaikan dengan
perbandingan yang dianjurkan oleh dinas peternakan atau ahli ternak yang dapat
memiliki potensi fertilisasi yang tinggi.
Pemberian pakan
khusus yang menunjang gizi serta protein bagi ternak yang dijadikan sebagai
sumber bibit. Hal ini tentunya membutuhkan pengetahuan bagi kita dan tentunya
yang harus dilakukan adalah kita harus mencari sumber pengetahuan itu sendiri
melalui instansi terkait, buku, pelatihan bahkan mencari di internet sebagai
bahan penunjang pengetahuan bagi bisnis yang kita jalankan.
Selanjutnya kita juga
harus memiliki sebuah alat penetesan
baik secara sederhana maupun dengan teknologi yang lebih baik tergantung dari
seberapa besar budget yang dimiliki.
Selain dari alat
penetasan, kita dapat memanfaatkan mesin tetas alami yang terbukti handal yaitu
dengan menggunakan media bebek entog
yang handal dalam menetaskan.
Selain berfungsi
sebagai alat bantu untk menetaskan entog juga dapat dibudidayakan dan dagingnya
yang tebal serta gurih banyak juga diminati oleh sebagian masyarakat, Anda
dapat mengecek di pasar tradisional dimana bebek entog banyak diperjual
belikan.
Hal
kedua
yang menjadi kendala adalah mengenai pakan ternak bekatul atau dedak tentunya
adalah sebuah kendala yang sangat signifikan apabila ketergantungan akan pakan
ini besar dan menjadi porsi yang besar dalam komposisi pakan ternak.
Berapa banyak
pemakaian bekatul dalam komposisi pakan ternak tentunya harus menjadi
pertimbangan yang matang dalam menjalankan bisnis ini. Pakan dari jenis bekatul
atau dedak ini selain digunakan untuk pakan ternak unggas juga dipakai pada
pakan ternak besar, tentunya akan menimbulkan efek demand yang tinggi dan harga
akan menjadi tidak ekonomis lagi walaupun ketersediaannya berlimpah.
Tetapi keberadaan dan
ketersediaan akan bekatul ini selain dipengaruhi oleh musim panen juga kini
areal persawahan sudah semakin mengecil dikarenakan banyak beralih fungsi
menjadi perumahan dan pusat industri.
Sebagai contoh adalah
Kabupaten Karawang dimana dulu dikenal sebagai lumbung padi bukan saja bagi
wilayah Jawa Barat tetapi juga bagi Indonesia. Selain sebagai lumbung padi
Karawang juga menjadi surganya peternak itik tradisional, dimana mereka
menggembalakan atau angon itik mereka selepas panen. Kini lahan pertanian itu
telah banyak bergeser dan beralih fungsi menjadi kawasan industri, pusat bisnis
dan juga perumahan.
Melihat hal tersebut
tentunya kita harus dapat menyiasati masalah tersebut mungkin dengan jalan
mengurangi komposisi pakan bekatul atau mencari alternatif lain sebagai pengganti
pakan bekatul yang lebih mudah didapat, ketersediaannya tak terbatas dan tidak
dipengaruhi oleh suatu musim.
Ada juga peternak
yang mengurangi komposisi bekatul dan mengganti porsi besarnya dengan aron atau
nasi bekas yang didapat dari mengumpulkan sisa-sisa nasi dari warung makan atau
restoran yang dicuci bersih kemudian dikeringkan dan diberikan pada ternak
setelah di rendam dahulu dalam air.
Tetapi dengan aron
akan membuat efek yang kurang bagus pada ternak itu sendiri, dimana ternak akan
kekurangan sebagian protein yang dibutuhkan dan juga tubuhnya makin berisi
lemak alias kebanyakan lemak yang menumpuk tentunya produk daging menjadi
kurang bermutu.
Dibutuhkan inovasi
untuk memecahkan kendala ini, dari sini hasilnya kelak akan menjadi sebuah
peluang bisnis baru dalam pengadaan pakan ternak itu sendiri. Indonesia sangat
kaya akan ragam jenis flora yang tentunya dapat dihasilkan atau ditemukan salah
satu terobosan baru dalam pembuatan pakan ternak.
Begitu pula dengan
konsentrat bagi itik pedaging yang masih menggunakan BR1 dan BR2 yang khusus
untuk ayam boiler, tentunya hal ini merupakan sebuah peluang bagi bisnis baru
di bidang teknologi pakan ternak dan pada akhirnya menghasilkan bisnis pakan
ternak selain untuk memenuhi kecukupan stok pakan untuk bisnis sendiri juga
dapat didistribusikan pada peternak lain.
Kendala
keempat
adalah mengenai harga yang kalah bersaing dengan ayam boiler dimana harga ayam
boiler lebih rendah dari harga itik, ini hal yang wajar bila kita lihat budaya
makan orang Indonesia yang sebagian masih kurang menyenangi daging itik di
karenakan belum terbiasa dan terkesan daging itik baunya amis.
Tentunya ini akan
berimbas pada penyediaan daging itik yang masih kurang di pasar dan juga masih
kurangnya pembudidaya itik pedaging. Kebanyakan itik dibudidayakan hanya untuk
diambil telurnya saja yang diolah untuk pembuatan telur asin, pencampur adonan
kue, untuk kios-kios jamu, martabak telur dan lain sebagainya.
Peternak atau
pembudidaya itik pedaging bukannya tidak ada, mereka ada hanya jumlahnya yang
sedikit dikarenakan hal yang utama menjadi kendala adalah ketersediaan bibit
itik pejantan yang kurang karena pembibit lebih fokus pada pembibitan itik
petelur.
Hal kedua tentunya
yang harus diperhatikan adalah bagaimana memberikan edukasi pada masyarakat
agar dapat menggemari daging itik dan menjadi terbiasa memakan daging itik.
Untuk masalah ini
saat ini sudah mulai teratasi dimana di kota-kota besar dan kecil masyarakat
sudah mulai menyukai daging itik, semua berkat banyaknya bermunculan rumah
makan khusus daging bebek seperti bebek kremes Haji Slamet, Bebek Ndut dan
Bebek Ireng juga beberapa warung tenda yang yang menyajikan menu khas bebek.
Apabila ketersediaan
bibit berlimpah, kondisi pakan yang stabil dan distribusi pemasaran sudah bagus
harga daging bebek akan bisa menyamai daging ayam boiler dan bahkan dapat lebih
murah daripada daging ayam boiler.
Kondisi ini tentunya
akan menjadi sebuah strategi pemasaran dan penjualan bagi sebuah bisnis dan
diharapkan tentunya ke depan bisnis yang Anda akan geluti di bidang budidaya
ternak itik pedaging ini menjadi pemimpin di pasar.
Kendala kelima yang
ditemui adalah, belum adanya lembaga yang mengatur harga dan belum adanya pusat
informasi harga yang dapat di akses melalui telepon seluler.
Apabila Anda memiliki
keahlian dalam bidang aplikasi yang dapat menyajikan informasi mengenai harga
yang dapat langsung di akses melalui telepon seluler tentunya adalah salah satu
peluang bisnis dalam pengembangan teknologi aplikasi mobile.
Anda dalam hal ini
dapat menggandeng departemen atau instansi yang terkait dengan masalah ini atau
Anda dapat membuat pusat data tersendiri atau direktori yang memberikan
informasi secara up to date dan terpercaya.
Dari beberapa kendala
yang dapat kita lihat dari bisnis budidaya ternak itik pedaging ini ternyata
malah memberikan beberapa peluang usaha yang dapat Anda pikirkan, melakukan
riset penelitian hingga akhirnya terwujud beberapa bisnis baru.
Inilah perlunya
sebuah analisis dalam setiap bisnis yang hendak dijalankan agar Anda memiliki
dasar pijakan yang kuat dalam melaksanakan atau melakukan pekerjaan pada bisnis
yang akan di garap. (AR. Rahadian)
Labels:
peluang usaha
Thanks for reading Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Itik Pedaging . Please share...!
0 Comment for "Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Itik Pedaging "